Jl. Ry. Kranggan Gg. Huda Kranggan Kulon 01/08 Jatiraden Jatisampurna Kota Bekasi Jabar 17434 Phone (021) 845 0305 HP 08158843490 / 087882648090 / 08170106266
Kamis, 27 Desember 2012
Hampir saja KEFAQIRAN menjadikan KEKUFURAN
Segala puji kita panjatkan kepada Alloh
SWT. yang Maha Kaya, yang tidak membutuhkan apapun dan siapapun, yang
hanya kepadaNyalah kita meminta dan mengadu.
Sudah menjadi fitrah manusia datangnya cobaan, banyaknya kebutuhan menghampiri menjadikan hidup tidak seimbang, selera makan berkurang, susah tidur, dan bahkan waktu satu jam pun bagai setahun.
Sudah menjadi fitrah manusia datangnya cobaan, banyaknya kebutuhan menghampiri menjadikan hidup tidak seimbang, selera makan berkurang, susah tidur, dan bahkan waktu satu jam pun bagai setahun.
Cobaan berbagai kebutuhan ibarat seekor binatang buas dan liar. Kalau
saja kita tidak bisa memeliharanya dia akan menjadi semakin buas dan
liar sehingga timbul masalah besar. Begitu pula dengan cobaan kalau saja
kita tidak bisa menghadapinya maka cobaan tersebut akan menimbulkan
berbagai kemadaratan yang fatal bahkan kekufuran ancamannya. Selaras
dengan hadits Nabi Muhammad SAW. yang mengatakan :
"Hampir saja kefakiran menjadikan kekufuran".
Memang
kefakiran terkadang melunturkan keimanan seseorang. Banyak sekali
contoh yang terjadi seperti orang miskin hanya karena butuh makan ia
rela menjual keimanannya dengan sejumlah sembako atau yang hanya
menginginkan kesehatan ia rela pergi ke rumah sakit misionaris kafir
walaupun sebelum pulang ia terlebih dahulu menanggalkan keimanannya.
Tapi
kalau kita sadar bahwa jati diri kita adalah sesungguhnya makhluk yang
diliputi kebutuhan dan kekurangan, dan kita tahu bahwa hanya Allohlah
yang Maha Kaya, yang tiada membutuhkan apapun, lalu kita berdo'a dan
mengadu kepadaNya, dengan demikian menunjukkan bahwa kita membutuhkan
kasih sayang Alloh yang Maha Pengasih kepada hamba-hambaNya yang
akhirnya ibadah kita akan maksimal. Syaikh Ibnu 'Athoillah dalam kitab
al-Hikamnya berkata :
"Terkadang bertambahnya kesempurnaan iman
dapat kita temui dari timbulnya satu kebutuhan yang mana ini tidak
ditemukan dalam ibadah puasa dan sholat".
Sehingga bagi para
Muridin (orang-orang yang hanya menghendaki keridloan Alloh) kebutuhan
merupakan momen yang sangat indah untuk mendapatkan ridlo Alloh
(kebahagiaan haqiqi). Ini juga berdasarkan komentar Syaikh Ibnu
'Athoillah dalam al-Hikamnya hal.75 :
"Datangnya kebutuhan merupakan i'ednya para Muridin".
Bahkan
orang yang diangkat derajatnya oleh Alloh dikarenakan telah berhasil
melewati cobaan yang menerpanya. Seperti halnya kisah Nabi Ibrahim AS.
yang ingin mempunyai keturunan sehingga ia terus berdo'a dan
meningkatkan keimanan dan ibadahnya kepada Alloh SWT. Sampai puluhan
tahun yang akhirnya tatkala usia istrinya tidak muda lagi yaitu genap 80
tahun, Nabi Ibrohim baru dikaruniai seorang anak laki-laki yang kelak
akan menjadi utusan Alloh dan diangkat derajatnya dengan tanda kenabian
dengan gelar Kholilulloh (Kekasih Alloh).
Oleh karena itu, cobaan
janganlah menjadikan kita putus harapan untuk bisa tersenyum, karena
dalam setiap cobaan disana ada senyuman seperti halnya dongeng si
Kabayan yang suka tersenyum kalau sedang mendaki gunung terjal dan
tinggi karena dia tahu bahwa di hadapannya akan ada jalan yang menurun.
Pepatah bilang "dimana ada kesulitan, disana ada jalan". Dalam Quran
Surat al-Insyiroh ayat 5 Alloh berfirman :
"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan".
Jadi
walau saja Alloh SWT. menghadapkan kita terhadap berbagai macam
kebutuhan maka bergembiralah karena dibalik kebutuhan kita akan sadar
bahwa kita adalah makhluk lemah yang membutuhkan Dzat yang Maha Kaya dan
Maha Gagah yaitu Alloh SWT. Sehingga kita dapat memaksimalkan ibadah
dan akhirnya kebahagiaan akan kita raih.
Semoga kita sebagai ummat mukmin dapat mengambil hikmah dari setiap kejadian, Amiin.
Minggu, 16 Desember 2012
Langganan:
Postingan (Atom)